Posts

Showing posts from 2016

[ASAL REVIEW] O, karya Eka Kurniawan

Image
Judul      : O Penulis : Eka Kurniawan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Maret 2016 Harga : Rp99.000,00 Tebal : 496 halaman Ukuran : 14 x 21 cm Cover : Softcover ISBN : 978-602-03-2559-0 “Kau tahu kenapa ayahmu almarhum memberimu nama yang lucu itu? Nama yang pendek? Hanya satu huruf?” tanya ibunya. Si gadis menggeleng. “Itu untuk mengingatkan betapa hidup ini tak lebih dari satu lingkaran. Yang lahir akan mati. Yang terbit di timur akan tenggelam di barat, dan muncul lagi di timur. Yang sedih akan bahagia, dan yang bahagia suatu hari akan bertemu sesuatu yang sedih, sebelum kembali bahagia. Dunia itu berputar, semesta ini bulat. Seperti namamu, O.” –Hal. 418 Sebenarnya, sudah sejak 27 November aku selesai membaca novel ini. Tapi, dikarenakan aku wanita sosialita dermawan yang kerjaannya nggak hanya hura-hura tetapi juga memikirkan kepentingan kesejahtreaan negara,  membuatku sulit untuk menulis review secepatnya. Baru sebulan setelahnya aku bisa me

HARBOLNAS CERIA

Image
Seminggu menuju 2017, postingan bulan Desember-ku hanya dua biji. Itu juga satunya karena ikut tantangan menulis, yang berakhir mengenaskan karena walau hadiahnya sudah ditambah tetap saja tulisanku nggak terpilih.  Padahal aku sudah berjanji pada diri sendiri. Harbolnas usai, aku ingin memposting banyak hal. Aku juga udah janji, kalau aku nggak boleh baca novel sebelum menulis dan memposting review novel yang baru kubaca.   Tapi emang ya, apa-apanya yang dilakukan sama diri sendiri itu susah banget. Janji sama diri sendiri. Bohong sama diri sendiri. Pacaran sama diri sendiri. Susah. Semua susah. Mana janji manismuuu~~

Jungkir Balik Di Tahun Monyet

Image
Kau pernah merasakan kehilangan cinta, kehilangan teman, dan kehilangan harapan orang tuamu dalam waktu yang bersamaan? Aku pernah. Jujur, aku ingin melenyapkan ingatan tentang pahitnya kehilangan itu. Membuangnya seperti debu yang terbawa angin. Hilang tak berbekas. Lenyap tak berjejak. Aku sedang berusaha melakukannya dengan cara tak pernah menyebutnya atau bercerita pada siapapun. Kisah itu. Kehilangan itu. Sudah kuendapkan bersama semua perasaanku.   Jadi, ya aku pernah merasakan terpuruk karena kehilangan. Tapi jangan harap aku mau bercerita detailnya. Itu menyakitkan. Oh, jangan memohon.

GOING TO BE EDAN

Image
Sekilas aja, aku gatel pengin curhat.  Hari kedua di bulan Desember. Pekerjaanku sedang repot-repotnya mempersiapkan pesta HARBOLNAS 2016 yang bakal digelar 12-14 Desember besok.  Apa itu HARBOLNAS?  Dih, nggak nggak gaul amat deh. Ntar-ntar aja aku posting section khusus HARBOLNAS. Yang jelas, aku dan seluruh warga kantor HARUS bekerja produktif dua kali lipat lebih keras dari hari biasanya. Karena targetnya nggak main-main.  Nyawaku aja kayaknya lebih murah daripada target HARBOLNAS😑 Nggak ada toleransi buatku sebagai pemalas tinggat tinggi, semuanya mau nggak mau ikut dalam permainan yang bikin aku pengen teler di atas keyboard laptop karena nulis 100++ konten dalam watu kurang dari 3 hari ini. HARBOLNAS memang masih seminggu lagi, tetapi bisa dibilang pekerjaan pra-HARBOLNAS bener-bener bikin EDAN + JARI KERITING. Pra aja udah gini, gimana hari H-nya coba?? Tenang Cing, perjalanan kita nggak akan sia-sia, kok😸

[ASAL REVIEW] Tentang Kamu, karya Tere Liye

Image
Tentang Kamu berkisah tentang perjalanan mencari sebuah kebenaran. Adalah Zul (btw, nama aslinya Zaman Zulkarnaen, tapi ketika ada yang memanggil dia "Zul" aku jadi merasa terpanggil, hehe) pengacara yang harus melaksanakan amanat dari seorang perempuan tua yang sudah meninggal. Perempuan misterius bernama Sri Ningsih, membuat Zul menyelami kehidupan yang penuh haru. Perjalanan yang memberikan Zul bahwa hidup adalah tentang perjuangan yang nggak pernah berakhir hingga akhir hayat.  Tentang perjalanan, lagi.  Sebelumnya, aku membaca novel karya Tere Liye yang berjudul Rindu.  Baca: Review Novel Rindu Di novel itu, aku senang sekali karena berhasil menahan diri sendiri untuk nggak melewatkan deskripsi panjang dan juga berhasil menghapal dengan baik nama-nama tokoh yang banyak. Hal yang jarang banget kulakukan ketika membaca novel. Itu semua nggak bakal terjadi kalau bukan karena gaya bahasa Tere Liye.  Dalam Tentang Kamu, aku juga masih suka dengan penutu

[ASAL REVIEW] Rindu, karya Tere Liye

Image
Judul                : Rindu Penulis              : Tere Liye Penerbit            : Republika Penerbit Tahun Terbit    : September, 2015 (cetakan ke-19) Jumlah Halaman  : 544hlm Harga              : Rp69.000,00  Rindu berisikan tentang perjalanan panjang di atas sebuah kapal. Rindu berisikan tentang tokoh-tokoh yang berasal dari berbagai latar belakang, yang masing-masing memiliki gejolak tersendiri di dalam hati. Rindu berisikan tentang cara menerima dan melepaskan. Rindu bersisikan tentang secuil cerita di masa lalu yang kita anggap masa itu hanya berisi penderitaan bagi bangsa Indonesiaa. Rindu berisikan tentang jawaban atas segala pertanyaan yang mengendap di hati. Rindu berisi tentang perjalanan penuh rindu kepada Sang Pencipta. 

[ASAL REVIEW] Film TROLLS, Everyone Deserve To Be Happy

Image
Di sini, karakter para trol merupakan makhluk yang ceria dan bersemangat. Yang mereka lakukan hanyalah bernyanyi, menari dan berpelukan. Semua trol selalu bahagia, terutama Poppy. Poppy memiliki sikap optimis dan rasa percaya diri yang tinggi. Sehingga banyak trolls yang berteman dengannya. Sikapnya ini berkebalikan dengan Branch. Branch satu-satunya trol yang nggak suka menyanyi, menari, dan berpelukan. Branch juga selalu mengacaukan pesta trol dengan kecemasannya terhadap Kaum Bergen yang terlalu tinggi. Branch selalu memiliki firasat bahwa Kaum Bergen akan muncul tiba-tiba dan memakan mereka. Semua menertawakan Branch, sampai akhirnya apa yang dicemaskan Branch benar-benar terjadi. Kaum Bergen datang dan menculik teman-teman Poppy. Poppy yang selalu ingat perkataan raja sekaligus ayahnya, memilih untuk pergi ke Kota Bergen dan menyelamatkan teman-temannya. Poppy dibantu oleh Branch dalam usahanya itu, karena sifat mereka yang sangat berbeda, Branch sering kali kesal dengan

[ASAL REVIEW] KFC Hot and Cheesy Chicken

Image
Anak kos memang identik sekali dengan makanan-makanan cepat saji. Abis nonton, mampir KFC. Abis rapat ke McD yang notebenenya buka 24 jam. Kalo abis beli sesuatu di Mall, tujuan makannya ya fast food.  Kalo temen-temen pada bingung makan di mana dan aku malas berlama-lama nangkring di atas motor gegara pertanyaan, "makan mana, nih?" biasanya aku langsung jawab KFC atau McD. Biar nggak ada yang menolak. Karena pada dasarnya di dalam lubuk hati yang paling dalam semua suka makanan cepat saji yang banyak MSG-nya itu.  Saking seringnya mengkonsumsi  fast food,  aku sampe hapal dengan rasa hampir sebagian besar menu yang ada di sana .  Padahal sebelum ngekos, makan di  fast food  dalam setahun bisa dihitung pakai jari.  Tapi kalo lagi nggak punya duit, temen juga lagi melarat dan nggak bisa dipinjemin duit, ya cuman bisa mangap sambil nelen angin lalu berharap ada lalat kepeleset terus masuk ke mulut.  Setelah aku lulus dan nggak ngekos lagi, lidahku nggak pernah me

[ASAL REVIEW] Pada Senja Yang Membawamu Pergi, karya Boy Candra

Image
Judul : Pada Senja Yang Membawamu Pergi Penulis       : Boy Candra Penerbit     : GagasMedia Tahun Terbit  : 2016 (cetakan pertama) Jumlah Halaman : 248hlm Blurb: Apakah kau ingat saat kita berjanji untuk saling membahagiakan? Katamu, setiap perasaan yang tumbuh adalah sebuah alasan. Alasan bahwa hati patut dipertahankan. Namun, cinta saja belum cukup menyatukan mimpi yang berbeda di antara kita. Dan, menepati janji ternyata tak semudah mengucapkannya. Apakah kau juga tahu bahwa kenangan bersamamu selalu muncul tiba-tiba? Tak ada satu perasaan pun yang mampu kusembunyikan ketika mengingatmu. Namun, aku sadar. Harapan-harapan yang dulu sempat memudar, harus kubangun lagi dan kumulai. Bukankah tak salah bila aku ingin mengulang rasa yang dulu pernah ada? Meski kutahu, rasa itu tak akan benar-benar sama. Karena, cinta bukan tentang bagaimana rasa itu jatuh, melainkan bagaimana ia tetap bisa hidup di dada yang rapuh. Review:

Penemuan Terbesar Sepanjang Sejarah (Time Machines)

Image
Seperti yang teman-teman tahu, sekarang kemajuan teknologi di dunia yang kita sayangi ini sudah semakin pesat saja. Dalam hal komunikasi, nggak usah jauh-jauh mengenang zaman ketika komunikasi masih mengandalkan burung merpati. Aku inget banget ketika itu sekitar tahun 2000an orang tuaku sedah memiliki telepon genggam guna berkomunikasi dengan kakakku yang saat itu berkuliah di pulau seberang. Telepon genggam merek NOKIA seri 5110 yang jumlah kalimat dalam pesannya dibatasi hanya 160 karakter. Layar berwarna kuning berukuran kurang dari 5cm dan daya tahan baterainya bisa sampai seminggu lebih. Dulu, memiliki alat komunikasi semacam itu sudah dianggap sangat mempermudah, karena orang tuaku setiap malam minggu nggak perlu jauh-jauh ke WARTEL, walaupun menelepon menggunakan NOKIA 5110 itu harus keluar rumah dulu demi dapet sinyal. Belasan tahun kemudian, kita sudah dihadapkan dengan era smartphone , alat yang nggak hanya bisa berkomunikasi, tetapi sesuai namanya telepon jenis i

Selamat Menempuh Hidup Baru, Zulaikha Amalia Siregar A.Md (Ahli MaDang)!

Image
Setelah melewati huru-hara persiapan menuju wisuda, akhirnya di hari Sabtu tanggal 24 September 2016, akhirnya aku resmi menjadi salah satu alumni dari 1.740 mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta. YEAY! upload-nya di sini aja. aku nggak suka liat wajahku bermake up wkwk cantik, ya? cantik dong! :p Tapi nyatanya aku nggak sebahagia sesuai seharusnya. 

H-1 Huru-Hara Seremoni Kelulusan Diploma UNS (baca: peresmian status pengangguran)

Image
Key, jadi setelah H-2 wisuda aku di Solo satu harian mengurus ini-itu dan baru sampai di Jogja sekitar jam 10 malam.  Besoknya hari Jumat.  Aku memang nggak perlu ke Solo pagi-pagi sekali kayak kemarin. Kebutuhanku di Solo cuman untuk besok, hari H wisuda. Rencananya orang yang masuk ke auditorium bersamaku adalah ummi. Tetapi ummi berangkat dari Jogja dan aku di Solo karena aku harus dandan dulu biar kece ketika bersalaman dengan Bu Dekan. Hari Jumat jadwalnya ngajakin si mbah putri dan bu Ening yang belum pernah ke Prambanan. Sampai di sana tanteku yang hebring sekali itu langsung narsis. Sedangkan aku sibuk bercerita tentang Legenda Seribu Candi ini kepada si mbah. Legenda tentang cinta yang dipaksakan akhirnya merugikan orang lain. Pft. Waktu itu Prambanan sepi. Terakhir kali aku ke sini pas long weekend beberapa bulan lalu dan ramenya kayak ibuk-ibuk yang ditawarkan diskon 70 + 30 % di mall . Udah banyak, rusuh pula. Sekarang Pramabnan sepi sekalii, makannya di sana

H-2 Huru-Hara Seremoni Kelulusan Diploma UNS (baca: peresmian status pengangguran)

Image
Ini bakal jadi postingan yang panjang.  Makannya ada baiknya sebelum membaca kamu sholat dulu. Jangan lupa berdoa, aku juga di doakan ya. Setelah sholat, jangan langsung baca dulu. Pastikan pertumu dalam kondisi terisi, kalo masih kenyang mending persiapkan camilan. Pocky Green Tea, cocok tuh. Oh, ya minumnya jangan lupa, air putih aja. Kalo yang manis-manis malah bikin seret.  Sudah siap? Sholat, makan, minum udah?  Tahan napas. 

Detoksifikasi

Image
found this picture here PERINGATAN!  Postingan ini mengandung unsur menyedihkan di dalamnya. Berisi tentang hal-hal yang perlu diutarakan demi membuat dunia menjadi lebih baik. Dunia harus seimbang. Ada malam dan siang. Ada baik dan jahat. Ada cantik dan jelek. Ada couple dan jomblo. Ada kuat dan lemah. Ada senang dan sedih. Percayalah, nggak semua orang bisa senang terus, karena itu terkadang manusia juga harus sedih dan butuh tempat untuk melampiaskannya.   Segala sesuatu yang memberikan efek negatif setelah membacanya lepas dari pertanggungjawaban penulis. Kecuali efek jadi pengin ngasih makan, ngasih duit, apalagi ngasih kasih sayang dan efek lainnya yang dapat menguntungkan penulis, itu nggak dihitung. Sekian dan terima kasih. Selamat membaca. 

Daftar Lagu Yang Bikin Semangat Menjalani Hari (yang penuh liku-liku)~

Image
Oke, pertama-tama aku mau cur-col dulu, berhubung aku sudah lama sekali nggak posting apapun di blog ini.  Jadi perasaanku saat menulis ini adalah: aku merasa hina sekali. Merasa hina karena merasa jadi orang yang nggak konsisten dengan mengabaikan blog ini sehingga menyebabkan postingan bolong selama empat jalan lima bulan lamanya.  Hmmph.  Maafkan aku, maafkan aku. Aku bisa memberi penjelasan, kok. Nanti, ya. Nggak sekarang. Sekarang kita fokus ke topik dulu. Zaman sekarang, siapa sih, yang nggak suka mendengarkan musik?  Musik udah jadi  half of life  dari sebagian orang. Musik itu bisa penyalur perasaan secara instan, sekaligus bisa jadi stimulan seseorang untuk rileks dan mengusir hal-hal yang merusak ketenangan jiwa.  Musik biasanya paling jago dalam urusan mempengaruhi perasaanku, kalau mendengarkan lagu melow alias galau apalagi pas patah hati, lagunya habis, nyawaku juga habis dilindes kereta api. :( Karena itu, sebagai orang yang berpengalaman di bidang

Bukannya Menyayangi Artinya Menerima Segala Kekurangan?

Image
cerita sebelumnya... Ingat cerita sebelumnya, tentang Jack yang baru mau bicara padaku setelah satu bulan? Jack baru mau bicara padaku tepat setelah dua hari aku putus dengan Panji.  Hubunganku dengan Panji hanya bertahan satu bulan empat belas hari. Padahal aku belum mengenal Panji lebih jauh. Aku belum sempat bermalam mingguan dengannya. Aku belum sempat memberikannya semangat ketika ia bertanding basket.  Tetapi aku sudah terlanjur menyayanginya. Aku memang mudah sekali menyayangi seseorang, karena itu, walau umur berpacaran kami masih hijau, ketika aku dan Panji putus rasanya tetap saja menyakitkan.  Panji suka melakukan hal-hal yang selalu berhasil membuatku tekejut dan malu. Ia tidak ragu-ragu menunjukkan perasaannya padaku. Harusnya aku bahagia karena ada seorang pemuda yang berani menunjukkan rasa sayangnya padaku, tetapi yang kurasakan hanyalah malu tiap ia melakukan itu.  Contohnya seperti ini.

Cinta Pertama(nya)

cerita sebelumnya... Bel tanda usai sekolah sudah berbunyi. Refleks, aku menutup buku apa saja yang terbuka di meja dan memasukkannya ke dalam tas. Bel memang seperti sihir, apalagi bel tanda pelajaran usai. Aku masih menata buku-buku, sampai Jani menyentuh lenganku, memberi isyarat untuk menghentikan aktivitasku dan melihat ke arah papan tulis. Aku melihat ke arah papan tulis, seseorang sedang berdiri di sana, siap untuk meminta perhatian dari anak sekelas. “Teman-teman jangan pulang dulu, ya! Ada yang mau aku omongin.”  Suasana kelas yang tadinya ramai, pelan-pelan menjadi tenang. Kemudian, orang yang berdiri di depan kelas tadi berjalan ke belakang kelas, dan menghampiriku.  “Temenin aku ke depan, yuk?”   Aku kaget—tentu saja. “Buat apa?” Jantungku mulai berdetak tak keruan. 

Perpisahan Termanis

Image
cerita sebelumnya... Libur kenaikan kelas, aku dihantui oleh telepon dan sms iseng yang kerap kali menganggu. Awalnya nomor iseng ini hanya mengsmsku sehari sekali, menjadi dua kali sehari, lalu tiga kali sehari. Hai, leh ‘nal? Semua pesan bunyinya sama dan tak pernah kutanggapi. Mungkin kesal, nomor iseng ini mulai ekstrim, ia meneleponku, namun ketika aku angkat dia langsung mematikan sambungan telepon. Orang ini pun meneleponku tak kenal waktu, pernah ia menelepon ketika tengah malam.  Akhirnya aku mengganti nomor handphone. Dan sejak itu nomor iseng yang sering mengganggu tak pernah lagi menghubungi sampai aku masuk sekolah. Suatu malam, tiba-tiba nomor iseng itu menelepon. Walau tidak kusimpan, tetapi aku masih sedikit hapal dengan nomornya. “Halo.”  “Halo, ini Lia?” kali ini si penelepon tidak menutup sambungan.

Siapa Menyakiti Siapa?

Image
cerita sebelumnya... Siswa-siwi asrama tingkat dua merupakan anak-anak paling netral di sekolahku. Kami masih terikat peraturan asrama, yang terkadang kami langgar dan siasati agar terbebas dari hukuman. Peraturan senior tidak lagi berpusat pada kami. Meski kami masih harus berhati-hati dengan mereka. Tetapi kami telah terbiasa. Senioritas bukanlah menjadi masalah besar untuk kami, murid-murid tingkat dua.  Di sekolah ini, aku tak pernah mengenal anak laki-laki mana pun selain teman seangkatanku—tambahan untuk Kak Arif dan “kakakku” tentu saja. Suatu hari, aku menemukan secarik kertas di halaman terdepan buku catatan.  Nanti sore. Lapangan basket. -Kenny

Kakak-Adik Zone

Image
FUFUFUFUFU~

Apa Dia Sakit Hati?

Image
"Bacanya pake cermin."

Witing Tresna Jalaran Saka Kulina

Image
agak nggak rela sih masang foto ini. secara tokoh yang aku ceritain di sini nggak ada mirip-miripnya sama Shinichi-_-

Ini Yang Kurasa Padamu, #L

Bagaimana bisa kamu menjadi orang yang benar benar ingin kubenci? Sementara, dulu begitu dalam aku menjatuhkan hati.  Hatiku menolak pergi, tetapi kenyataan terlalu menyakiti.  

Belum Bisa Lupa

Image
Satu-satunya yang aku hindari adalah terbangun tengah malam. Kau tahu mengapa? Karena pada tengah malam bukan hanya inspirasi yang datang, tetapi juga kenangan. Semalam itu terjadi. Semua yang pernah kita lewati memaksa untuk diingat, tanpa bisa kubantah. Tentangmu. Tentang kita. Semuanya. Dan kusadari, semuanya masih lekat. Dan kusadari, rasaku masih tak berubah. Dan kusadari, selama ini aku tidak membuangmu, tidak seperti yang kaulakukan padaku. Sampai aku tiba di titik ini, "ini sudah berminggu-minggu, jangan bersedih lagi. dia saja sudah menjalani hidupnya, tanpa merasa kehilanganmu sedikit pun. masa kamu terus-terusan seperti ini?" Ya, Aku tahu. Jadi, aku memaksakan diri untuk melanjutkan tidur... Dengan air mata. -ZAS

Ketika Aku Bicara Tentang Perasaan

Aku mungkin bukan yang paling tepat mengatakan hal ini kepadamu. Aku tak ahli dalam urusan perasaan. Perasaan tentu hanya hati yang tahu, tetapi hatimu sedang lumpuh, kan? Karena itu aku yang menggantikannya. Jadi, dengarkan aku sekali ini saja.  Sudahlah, jangan bersedih lagi. Dia pergi dengan kemauannya, ia memilih untuk meninggalkanmu di saat kau masih sayang-sayangnya. Dia memilih untuk menjadi salah satu dari sekian yang telah mengecewakanmu. Bukan kau yang memintanya untuk pergi. Bukan kau pula yang menyebabkan dia pergi. Berhenti mencari-cari kesalahanmu sendiri. Kau tidak pernah salah dalam mencintai, kesalahanmu satu-satunya adalah kau terlalu mencintainya. Sehingga kau merasa semua ini—kegagalan hubungan kalian, tak lain berasal dari dalam dirimu.  Bukannya kau tidak berjuang. Bukannya kau tidak mencoba untuk bertahan dari semua pengabaian, kesakitan dan penderitaan batin yang kauterima. Aku tak meragukan kekuatanmu dalam hal itu, tetapi kau bukan Tuhan, semu

Sesekali, Aku Ingin Menjadi Kamu

Image
Sesekali, aku ingin menjadi kamu. Menjadi seorang yang dirindukan, meski kamu tak pernah merindukan atau bahkan kau tak ingin membuang waktumu yang berharga itu untuk sekadar mengingat, apalagi merindukan. Kamu bukannya tidak tahu. Kamu tahu, tapi kamu memilih mengabaikannya. Sesekali, aku ingin menjadi kamu. Menjadi seorang yang diperjuangkan, meski kamu sendiri tahu bahwa kamu bukanlah seorang yang pentas diperjuangkan. Kamu membiarkan seorang terus berjuang untukmu, meski kamu tahu ia akan mati oleh perjuangannya itu. Kamu tahu, tapi kamu memilih diam dan membiarkan dia mati. Sesekali, aku ingin menjadi kamu. Menjadi seorang yang tak pernah peduli kepada orang yang selalu tulus menyayangimu. Yang selalu bersusah payah hanya untuk membuatmu tersenyum. Yang rela menukar apa pun miliknya dengan kehadiranmu di sampingnya. Kamu tahu, tidak ada lagi usahanya yang membuatmu tersenyum. Kamu pun tak sudi lagi bertemu dengannya.

[CERPEN] Bagimu, Kita Hanyalah Dua Orang Asing

Image
Kita bertemu lagi malam ini. Rasanya aku ingin menghambur ke pelukanmu ketika untuk pertama kalinya setelah sekian lama tak saling bersapa muka. Tapi itu tidak kulakukan tentu saja. Aku hanya menyunggingkan senyum lebar yang selalu kuperlihatkan padamu, memberimu kode bahwa aku masih aku yang dulu—yang selalu bahagia dengan pertemuan kita. “Ke mana kita?” katamu. “Ke mana saja, asal denganmu.”  inginku mengatakannya. “Makan, ya? Aku laper.”  Kamu mengangguk pelan dan melajukan sepeda motormu. Sedangkan aku, yang berada di jok belakang hanya terdiam terpaku melihat punggungmu yang kokoh. Lagi-lagi aku harus mendengar perdebatan antara pikiran dan hati, ini kesekian kalinya mereka berdebat setiap kita bertemu. “Aku ingin bersandar di punggungnya.” “Jangan bodoh!” sergah pikiranku.  Kutarik kembali kepala yang sudah  siap untuk bersandar di punggungmu itu. Aku mundur beberapa senti sampai tubuhku berada di ujung jok. Aku menatap jarak kosong di antara kit

Tadi Parkir Di Mana?

Image
Aku paling nggak bisa menghapal tempat aku parkir, apalagi parkir di antara motor yang banyak berjejer-jejer. Seperti kalo kita parkir di basement mall.  Aku selalu mengandalkan orang atau teman yang pergi bersamaku untuk menghapal hal macam ini. Tapi kalau aku terpaksa sendiri dan parkir di basement, aku sengaja mencari tempat strategis dan menandai tempat itu. Biar nggak salah tempat.  Cara tandainnya biasa aja sih, diliat terus diinget, nggak kayak kucing yang ngendus-ngendus terus gesek-gesekin bokongnya di tempat yang ia tandain. Meski kalo boleh dilakukan kayaknya aku bakal milih ngendus-ngendus itu motor dan daerah sekitarnya, soalnya menurut penelitian indra penciuman itu lebih mudah diingat dari pada penglihatan. Tapi kalo aku ngelakuin itu, tentu aja aku dikira siluman srigala.  Ini bukan ceritaku sih, meski aku sering juga lupa parkir motor, padahal aku udah berusaha mengingat semampuku. Tapi aku nggak sepolos  dua temanku yang bakal aku ceritain ini.  Mereka be

Mencari Sisi Mistik Lawang Sewu

Image
Sebelum memulai menulis dan membaca, ada baiknya kita mengucap basmallah terlebih dahulu, sebagai tanda syukur kepada Allah SWT ta’ala yang JAGO banget bikin terharu karena hal-hal kecil yang bisa bikin bahagia.  Bismillahhirrohmanirrohim… Hari ini (tanggal 09 Maret 2016), adalah tanggal merah. Artinya hari ini aku nggak perlu ke kantor dan nggak perlu merasa bego karena ilmu yang kupunya ternyata kurang banget untuk diterapkan di kantor. Oh ya, hari ini juga lagi rame-ramenya Gerhana. Entah Gerhana Bulan entah Gerhana Matahari, tapi yang katanya hanya terjadi setiap 300 tahun sekali dan hanya dilewati Indonesia. Jadilah Indonesia demam gerhana. Ada yang rame-rame melihat gerhana. Ada yang sholat gerhana juga.  Dan aku termasuk orang yang bangun kesiangan, jadi nggak dapet keduanya.

1000 Kali Patah Hati

Image
Aku patah hati. Lagi.  Setelah beberapa minggu aku bersikeras untuk bertahan, dan memperjuangankan rasaku untuknya dengan ‘berdarah-darah’.

Ketololan Awal Magang

Image
:" Penyesalan selalu datang terakhir.  Emang. Kalo datang duluan namanya pilek, yang datang duluan sebelum demam menyerang. Halah. Jadi kemarin, tanggal 1 Maret 2016 adalah hari pertama aku magang di CV *piip*, perusahaan yang terletak di daerah pelosok dan miskin sinyal di Semarang.  Menurut pengarahan Mas Conan, jam kantor adalah jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Karena kosku hanya berjarak 500 meter dari kantor, jam setengah 9 aku baru mandi dan jam 8.55 aku baru angkat kaki dari kos. Begitu pun, aku masih jadi orang yang pertama datang ke kantor—setelah Mas Conan. Mas Conan tempat tinggalnya di kantor, jadinya dia selalu jadi orang pertama yang hadir ke kantor.

Don't You Remember?

"Gave you the space so you could breathe, I kept my distance so you would be free, And hoped that you'd find the missing piece, To bring you back to me, Why don't you remember? Don't you remember? The reason you loved me before, Baby, please remember me once more," -Don't You Remember - Adele

Sendiri (lagi)

Image
H-7 hari sebelum aku berada di Semarang untuk melaksanakan kewajiban perkuliahan yang bernama KKM; Kuliah Kerja Media, atau nama pasarannya Magang. Di post yang ini aku nulis, kalau aku sudah mendapat tempat untuk Magang, namun sesuatu yang sangat tidak aku inginkan telah terjadi, dan taraa… akhirnya aku terdampar di Semarang. Tempat yang jauh dari perkiraanku. Sebenarnya pengin sih, menceritakan sebab musbab akhirnya aku magang di Semarang, tapi jujur saja, enek juga yang diomongin itu-itu doang. Padahal, aku magang aja belom. :”  Setelah bermigrasi ke pinggiran kota Medan, Jogja, Solo, kota selanjutnya adalah Semarang.  Kota yang  bisa ditempuh hanya dengan maksimal 3 jam kalo dari Solo atau Jogja.  Aku bukan seorang yang senang jalan-jalan. Aku nggak terlalu suka piknik (meskipun aku butuh sesekali). Aku nggak suka datang ke kota orang satu hari kemudian pergi. Sama kayak rasa nggak sukaku sama orang yang datang kemudian pergi begitu aja. 

MASALAH DATANG!

Image

[CERPEN] Seperti Kemarin

Image

Dear, L #3

Happy 3rd Luniversary! Perjalanan masih panjang, aku tahu. Sepanjang apa, entahlah aku nggak mau mengira-ngira.  Bahagia atau tidak di akhirnya? Lagi, aku tidak tahu, dan tidak ingin mengira-ngira juga.  Mungkin begitu juga dengan kamu. Karena itu, kamu selalu mengatakan, “Jalani saja dulu.” , kan? Tiga bulan masih terlalu dini untuk berharap lebih pada sebuah hubungan (itu sih yang aku pelajaran yang aku dapat setelah menyayangi beberapa orang sebelumnya), makannya itu aku sekarang juga menerapkan prinsip “jalani aja dulu”.  Bukan nggak mau berkomitmen, sih. Tapi baiknya emang dijalanin aja, karena jujur, aku nggak mau lagi-lagi kecewa. Kasihan sama hati adek, kak. :” Biarlah si hati beristirahat sejenak tanpa diberatkan dengan harapan macam-macam. Toh, selama ini dia udah bekerja keras menerpa kerasnya ombak. :”  Si Hati butuh jeda, dengan berbahagia bersamamu, #L.   Selama ini, aku bahagia sama kamu. Aku harap kamu juga bahagia bersamaku. Kalau k

Makrab Kejar Tayang

2016 diawali dengan acara jalan-jalan bersama Taekwondo UNS dan Advertising B 2013. Tanggal 5 – 7 (Selasa-Kamis), aku beserta peserta makrab yang saat itu sekitar 30 orang piknik ke Pantai Sundak. Ini kedua kalinya aku ikut makrab Taekwondo UNS  selama aku kuliah. Yang pertama, makrab di Pantai Bandengan, Jepara, yang ceritanya bisa dilihat di sini. Yang kedua, itu tahun lalu di Pantai Watukarung, Pacitan, aku nggak ikut. Dan untuk yang terakhir ini, kalo bukan karena aku jadi pengurus UKM, bisa jadi aku nggak ikut lagi-_-v  Entah kenapa aku nggak menemukan sesuatu yang menarik yang bisa aku tuliskan di sini. Dibanding sama yang pertama kali aku ikut makrab dengan status masih anak bau kencur di situ, makrab kali ini serasa nge-krik aja buat aku.  Nggak ada main kartu. Nggak ada truth or dare. Nggak ada gayeng-gayengan yang bikin ngakak sampai sakit perut. Padahal bisa dibilang, Pantai Sundak itu 2 kali lipat lebih bagus dari Pantai Bandengan. Padahal juga, aku udah lama ada di

Selamat Ulang Tahun Bumi!

Halo 2016!  Udah 2016 aja. Kerasa? Kerasa bangeeeeeeet.  Lagi-lagi tahun kemarin harus berhadapan dengan masalah hati yang bikin galau jangka panjang. Iya, masalah satu itu emang nggak ada habisnya, tiap tahun adaaaaaaa aja. Bahkan sebagian besar tahun 2015-ku, kuhabiskan untuk itu. :| Dan kalau diinget sekarang, aku merasa jadi cewek paling tolol sedunia. Huft.  Udah sih, Gar. Ngapain lagi bahas-bahas? Toh dia sudah bahagia sama mbak yang 10000 kali lebih baik dari kamu. Dan kamu juga udah bahagia sama mas yang 999999999 kali lebih baik sama dia.